Jika kamu menaruh "pisang" dengan "uang" di depan monyet, maka monyet tersebut akan memilih "pisang" karena monyet tidak tau bahwa "uang" bisa membeli banyak "pisang".
Jadi tidak jarang orang anda tawarkan " uang" atau "ilmu" sebagian dari mereka memilih "uang" daripada "ilmu" karena mereka tidak tau bahwa "ilmu" bisa menghasilkan banyak "uang".
Ketika saya kelas 4 SD saya pernah bertanya kepada bapak saya, " mengapa setelah kita lulus SD enggak bisa langsung kerja saja?" kenapa kita harus sekolah tinggi baru cari kerja?" kan ujung-ujungnya cari uang?"
Bapak saya hanya bilang " biaya menjadi bodoh jauh lebih MAHAL, ketimbang biaya menjadi pintar ".
Maksud saya kenapa bapak saya mau menghabiskan uang ratusan juta agar saya bisa mengeyam pendidikan tinggi, padahal belum tentu saya nantinya jadi sukses?
Setelah Dewasa, saya menyadari bahwa bapak saya berpendapat bahwa jika saya tidak bersekolah tinggi di masa depan nanti saya akan menanggung menderitanya jadi orang BODOH, dan ketika masa itu terjadi saya PASTI akan menghabiskan uang yang lebih banyak daripada saya tidak berpendidikan sama sekali.
Dan itu benar di dunia trading saya banyak menemukan orang yang enggak jor-joran buat menuntut ilmu. sangat pelit mengeluarkan uang dan sangat perhitungan.
Mereka lebih memilih MC besar dulu lalu cari mentor, memilih kehilangan lebih besar dulu baru cari pengobatan.
dan ketika itu terjadi ya anda sudah habis-habisan.
Jadi cara pandang "ilmu" sebagai investasi itu belum ada. investasi yang dipahami bentuknya selalu diidentikan dengan investasi secara fisik. pilih beli motor, mobil buat gaya dulu, ngeksis dulu dibelain kredit sana-sini,nyicilnya menderita, jalannya jadi macet nyalahin pemerintah lagi..padahal ilmu itu justru investasi terbaik. karena ilmu itu bisa di wariskan ke anak cucu kita kelak dan orang kita sulit untuk diajak berpikir kedepan.
Indonesia dan Malaysia merdeka selisih 5tahun. mau tau bagaimana Malaysia mengejar ketertinggalannya?
mereka sewa insiyur-insiyur terbaik kita buat mengajar disana demi investasi leher ke atas . "Ilmu". sekarang Malaysia selangkah lebih maju dari kita. buktinya kita ngirim TKI tiap tahun terbanyak di Malaysia. artinyakan dari segi ekonomi kerja di Malaysia lebih menguntungkan daripada kerja di Indonesia. kasaranya gitu. ya kalau memang lebih makmur pasti ya gak ada TKI yang kesana bukan?
Contoh lain, Saat di Singapore, orang SG ramai belajar forex biaya 1.500$ SG buat 5jam cuman diajarkan SnR. mereka sangat apresiasi ilmu. seminar pun tidak ada makan, di jam kerja dan bukan weekend. semua bawa buku catatan dan menulis buat belajar.
Di Indonesia bikin belajar macam gitu. orang mana mau. mahal. tidak ada makanan. enggak menguntungkan. enggak pas hari weekend, weekend pun malas waktunya " me time" memanjakan diri, libur-libur kok belajar ..kurang kerjaan banget.... serba susah diajak maju. jadi ya jangan kaget Singapore jadi negara dengan perekonomian terbaik di Asia tenggara padahal merdekanya selisih 15tahun. kita di tinggal lagi gara-gata ilmu.
dikasih sedikit minta banyak,
enggak dikasih bilang pelit, dikasih ngatain pamer,
dibuat gratis bilang murahan, dikasih bayar bilang pamrih.
diajak maju salah, ditinggal mundur salah, itulah gambaraan NYATA tentang memilih "pisang" lebih LARIS/LAKU daripada "uang".
semoga anda bukan monyetnya ya ? 😋😋😋