"Tetangga bangkrut karena forex,"
"Saudara ketipu di bisnis forex,"
"Kamu juga rugi dari bisnis forex,"
Semua pemberitaan di media tentang forex dibuat negatif. Sengaja di buat negatif. Supaya orang lari ke reksadana dan saham. karena forex ini boleh dibilang "dianaktirikan."
Jumlah orang yang gagal tidak keterima ke perguruan tinggi negeri lebih banyak dari jumlah orang yang loss di trading forex.
Daya tampung kampus 4.000 orang.
Yang daftar 80.000 lulusan.
Yang gagal ada 70.000 orang lebih... ngeri enggak?
Artinya jauh lebih sulit mendaftar ke keperguruan tinggi negeri dari trading forex.
Jumlah orang yang gagal tidak keterima PNS jauh lebih banyak dari orang yang gagal karena forex.
Yang daftar 17.000 yang dicari 26. Berapa yang gagal?
Yang gagal lebih dari 16.000 orang. Ngeri gak?
Artinya prosentase gagal menjadi PNS jauh lebih besar daripada jadi trader forex.
Kalau 90% trader MC, dan hanya 10% trader sukses.
Kalau di PNS 99% cpns gagal, hanya 1% yang berhasil.
10% dengan 1% besar mana coba pikirkan?
Jumlah orang orang miskin di Indonesia 20% dari jumlah total penduduk indonesia 270juta. Artinya ada 54 juta orang miskin di Indonesia. Jumlah trader forex di Indonesia tidak sampai 500.000 trader. Tarohlah semua trader MC. Itu cuman 0.9% berkontribusi dari angka kemiskinan nasional. tidak ada 1%.
Artinya Bukan dari trading forex yang menyebabkan orang miskin. Tapi karena faktor lain.
Jumlah pengusaha dari usaha kecil hingga perusahaan besar yang pailit akibat virus corona lebih besar dibandingkan jumlah trader yang loss trading forex di masa wabah terjadi.
Jumlah orang yang di PHK dari bulan Maret-Mei 2020 lebih dari 3.000.000 pekerja jauh lebih banyak dari dari orang yang MC di trading forex. Ngeri gak?
Artinya jauh lebih berresiko punya bisnis konvensional dimasa covid ketimbang trading dimasa covid.
Jadi apakah trading forex itu sengeri yang sering di beritakan. Atau karena memang pemberitaannya kurang berimbang dan ada maksud lain dari pemberitaan tersebut?
#thinksmart
Salam WD konsisten - Trader Biasa.